Hari kemerdekaan Republik Indonesia, memang selalu diisi dengan kegiatan yang sedikit banyaknya menggambarkan perjuangan rakyat Indonesia dalam mendapatkan kemerdekaan, juga sukacita dalam merayakan kemerdekaan bangsa dari Para penjajah, menghormati para pejuang yang mengangkat senjatanya untuk meraih kemerdekaan. Tapi, Apakah sekarang bangsa kita telah benar-benar merdeka?
lihat sekitar kita, Apakah kita sudah benar-benar merdeka, kita masih saja dijajah oleh orang-orang yang terambisi terhadap materi, sehingga apa yang seharusnya kita nikmati, tidak bisa kita nikmati. Di sisi lain, rumah orang-orang yang dibutakan materi tersebut semakin besar, istrinya semakin banyak, mobilnya semakin mewah, dan dinasti kepemimpinannya semakin meluas. Mereka adalah orang-orang yang sama seperti kita, mereka juga mengaku sangat mencintai negeri ini. Tapi entah definisi cinta seperti apa yang mereka maksud.
Mereka menyingsingkan lengan baju untuk berjuang, berjuang merampas hak-hak kita. Mereka menebar senyum tulus tanpa dosa, untuk mengecoh kita. Merekapun menghambur-hamburkan janji untuk menghancurkan negerinya sendiri.
Terlepas dari semua itu, setidaknya setiap tahun selalu terdengar pembacaan teks proklamasi kemerdekaan. Tapi, masih ada saja masyarakat Indonesia yang belum merasakan kemerdekaan yang seutuhnya, mereka masih menjadi budak di negeri sendiri, dan dijajah oleh Negeri sendiri.
Indonesia sebenarnya adalah negeri yang menjunjung tinggi rasa kekeluargaan. Namun, kata kekeluargaan semakin hari semakin bergeser maknanya. Kekeluargaan hanya Dinilai dari uang, semakin banyak uang semakin banyak keluarga, bahkan dengan uang kita bisa mendapatkan yang diinginkan di negeri ini.
Di negeri ini, untuk mendapatkan pekerjaan yang layak kita tidak harus berpendidikan tinggi, tidak harus memiliki keahlian pada bidang tertentu, yang dibutuhkan hanyalah uang dan keluarga (orang dalam) yang diberi uang. Dan itu berlaku untuk seluruh aspek kehidupan, uang berkuasa di seluruh penjuru negeri, dengan uang kita bisa mendapatkan apapun, dengan uang kita bisa mendapatkan keluarga (orang dalam) yang harus selalu diberi uang.
Tapi ingatlah, kita bisa membeli dunia, tapi tidak dengan akhirat. Apakah dengan membayar apa yang diinginkan, itu tidak mengambil atau menghalangi rezeki orang lain. Orang yang lebih pantas dan ahli di bidangnya. Tapi sayangnya, mereka tidak punya uang lebih.
Bagi orang-orang yang ber-uang, suara mereka bak petir yang menggelegar di siang bolong. Tapi bagi mereka yang kekurangan, suara mereka tak ubahnya seperti suara "kentut" yang samar terdengar, bahkan enggan didengar karena "bau". "bau" kemiskinan.
Mari kita bersuara, angkat penamu, karena kemerdekaan tak hanya diraih oleh orang-orang yang mengangkat senjata, dan kemerdekaan tidak hanya milik orang-orang yang ber-uang, karena kita Indonesia, kita memiliki hak yang sama atas negeri ini. Mari kita memaknai kemerdekaan ini dengan asas persatuan dan kesatuan.
Dirgahayu Negeriku, Dirgahayu Republik Indonesia.
0 Response to "DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA "
Posting Komentar