SEMUA ORANG ADALAH ORANG LAIN



Ada yang hilang dari diriku, tapi tak seorangpun mau tahu. Geliat Semangat setiap pagi seperti habis dimakan kebosanan,  suaraku terus saja menggumam taksa, Saujana menggelap, temaram hampir tak terlihat. Bagaimana sang semenjana bisa menutupi kssemenjanaannya, Sedang Apa yang dirasa ingin tak bisa dirasa pun tak terlihat. Jangan tanya siapa aku, aku adalah aku yang tak dikenal orang yang mengenal aku.



Bagaimana sebenarnya awal dan akhir dari semua ini. Memang tak jelas, dan Sayangnya aku tak diajarkan untuk mau tahu tentang ini.  puluhan tahun mengamati seisi dunia, sampai akhirnya hari ini aku pulang untuk bicara bahwa aku belum mendapatkan apa-apa. Kepada siapa aku bicara, aku hanya bicara dengan diriku sendiri, aku memeluk diriku sendiri, tapi aku kembali ke tempat orang lain, karena bagiku semua orang adalah orang lain.
Apakah cinta bisa dirasa oleh orang yang tak pernah memiliki asa, apakah asa bisa dimiliki oleh orang yang tidak pernah mendapatkan cinta?
Dalam gelap terdapat rasa ingin untuk merasakan terang, tak terhitung berapa kali kaki ini dipaksa untuk melangkah dari tempat usang ini, tak terhitung pula aku rasa ingin mengangkat kakiku, meninggalkan dan pergi. Tapi aku masih saja menganggap mereka bukanlah orang lain, dan aku yakin itu benar. Namun saat selangkah bergerak, aku merasa terbuang terasing, sepi, lapar, dan kekurangan. Aku sendiri.


Saat terang sudah sedikit terlihat dari tempat di mana aku terkapar, terdampar. Aku merasa aku bukan orang lain, aku merasa diinginkan pun diharapkan. Tapi saat terlena dengan betapa indah pemandangan rumah,  lagi-lagi aku merasa asing dan berfikir, di mana dan kemana tempatku kembali.
Aku harus pergi, sebelum secercah terang menjadi temaram atau bahkan kembali kelam.
Harapan yang telah kupupuk sampai sebesar ini, suatu saat pasti akan berbuah. Sang benalu pun sama, semakin besar dan membara. Rasa ingin membalas dan membagi rasa, rasa yang membuat aku terkapar, terdampar.

0 Response to "SEMUA ORANG ADALAH ORANG LAIN "