5 PUISI DI INDONESIA YANG SANGAT MENGINSPIRASI

Apa itu puisi? Puisi adalah karya sastra berupa karangan yang terikat oleh rima, ritma, dan jumlah baris yang ditandai dengan bahasa yang padat.

Di Indonesia banyak sekali nama-nama penyair kawakan dengan karya-karya mereka yang melegenda. Tapi pada kenyataannya, banyak guru bahasa Indonesia yang tidak menyediakan sesi khusus untuk menganalisis sebuah puisi. Pelajaran bahasa Indonesia di sekolah memang didominasi oleh materi pelajaran tentang S-P-O-K, hukum D-M (Diterangkan - Menerangkan) dan materi tentang tata bahasa lainnya. Tapi tidak seharusnya kita mengesampingkan materi-materi sastra seperti puisi, yang juga tidak kalah penting dalam pelajaran bahasa Indonesia.

Melihat ketimpangan tersebut, saya akan mengulas 5 puisi Indonesia yang begitu melegenda yang seharusnya sudah pernah kalian baca.



1. Cintaku Jauh di Pulau (Chairil Anwar)


Di air yang tenang, di angin yang mendayu,
Di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata;
"Tujukan perahu ke pangkuanku saja".

Amboi ! Jalan sudah bertahun kutempuh!
Perahu yang bersama 'kan merapuh!
Mengapa ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

Bercerita tentang seorang yang ingin mewujudkan cita-citanya yang sulit untuk dicapai, untuk meraihnya ia harus menyeberangi lautan yang melambangkan perjuangan. Tapi perjuangannya tersebut tidaklah berhasil, karena ajal telah menjemput sebelum cita-citanya tercapai.

Puisi ini mungkin ditulis Chairil Anwar karena sudah memiliki firasat bahwa ia sudah dekat dengan ajal, dan perasaan itu terus membayanginya hingga akhirnya terciptalah puisi yang sangat menyentuh hati dan mengajak pembacanya ikut merasakan rintihan dan kekecewaan yang sangat besar.

Chairil Anwar meninggal dunia tiga tahun setelah puisi ini ditulis, tepatnya pada tanggal 28 April 1949. saat berusia 27 tahun.


2. Malam Lebaran (Sitor Situmorang)

Dari sekian banyak puisi yang ada, mungkin puisi karya Sitor Situmorang ini adalah puisi yang paling mudah untuk dihafal. Puisi ini hanya terdiri dari satu baris.

Bulan di atas kuburan.

Puisi yang sangat singkat ini memiliki makna yang sangat dalam.

Kata "bulan" melambangkan terang dan menggambarkan kebahagiaan pada malam lebaran, lebaran yang dimaknai sebagai hari kemenangan dengan penuh sukacita karena telah berpuasa satu bulan penuh.

Sedangkan kata "kuburan" identik dengan sunyi, sepi, dan kematian yang menggambarkan betapa banyak orang-orang yang terpaksa menahan lapar pada hari lebaran, mereka terpaksa meniadakan momen sakral di hari lebaran. Mereka hanya bisa menangis mendengar gema takbir yang berkumandang dengan suasana hati yang sunyi sepi.


3. Nyanyian Angsa (W.S Rendra)

(Malaikat penjaga firdaus
Wajahnya tampan dan dengki
Dengan pedang yang menyala
Menuding kepadaku.
Maka darahku terus beku
Maria Zaitun namaku.
Pelacur yang sengsara.
Kurang cantik dan agak tua)

W.S Rendra sengaja memilih bahasa yang lugas layaknya sebuah narasi. Puisi ini bercerita tentang seorang pelacur tua bernama Maria Zaitun, yang meregang nyawa karena penyakit kelamin dan jantung.

Puisi ini adalah bentuk kritik sosial bagi orang-orang yang menilai segala sesuatu hanya melalui materi, merendahkan seseorang yang dianggap hina (pelacur). Pada dasarnya setiap orang memiliki jalan hidupnya masing-masing, siapa sangka orang yang terhina dalam menjalani kehidupannya di dunia, ternyata Allah mengampuni dan menempatkan Maria Zaitun di surga.


4. Bengkel Kerja (HB Jassin)


Lengan-lengan kasar lengan-lengan tak berbelas
O demikian lapar 
Mengunyah kerja demi kerja 
Manusia bukan lagi manusia cuma selembar gelar 
Perabot tua, wahai pejuang cinta.

Puisi ini menceritakan tentang manusia yang sibuk bekerja tapi selalu merasa kekurangan, selalu ingin merasa lebih. Terus menerus mengejar materi, sampai harus mengorbankan kebahagiaan keluarga yang jauh lebih penting dari pada rupiah.


5. Surat Dari Ibu (Asrul Sani)


Pergi ke dunia luas, anakku sayang 
Pergi ke hidup bebas!
Selama angin masih angin buritan
Dan matahari pagi menyinar daun-daunan
Dalam rimba dan padang hijau

Pergi ke laut lepas, anakku sayang 
Pergi ke alam bebas!
Selama hari belum petang
Dan warna senja belum kemerah-merahan 
Menutup pintu untuk waktu lampau.

Puisi ini menceritakan tentang seorang ibu yang meskipun sangat merindukan anaknya, ia akan tetap merelakan kita untuk pergi jauh. Disaat kita harus merantau untuk menimba ilmu demi meraih cita-cita, ibu akan melepas kita untuk memilih jalan hidup yang kita yakini. Dan tentu saja, ibu selalu berharap suatu hari anaknya akan pulang.


Setiap orang tentu memiliki cara tersendiri untuk memaknai puisi. Interpretasi terhadap puisi itu sifatnya luas. Ketika kalian memiliki alasan-alasan logis untuk mendukung interpretasimu, maka berbeda pemahaman adalah suatu hal yang wajar.

Yang pasti, setiap puisi memiliki pesan yang ingin disampaikan penyair kepada semua orang. Semoga artikel ini dapat menginspirasi kita untuk lebih mengapresiasi puisi di Indonesia.

2 Responses to "5 PUISI DI INDONESIA YANG SANGAT MENGINSPIRASI "

lombok galeri mengatakan...

aku senang Khairin anwar sama rendra.. hehe

Sayashand.blogspot.com mengatakan...

Klo Chairil Anwar emng legend deh pkokny ya nggak gan. Sama Sapardi Djoko Damono yg lupa saya masukin