TENTANG KOPI DAN SENJA


Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar kata kopi dan senja?

kedua kata ini sering sekali mucul dalam sebuah karya sastra, baik itu puisi, esai, atau apapun itu. 

Tapi, kenapa kedua kata ini terlihat begitu sakti sehingga begitu identik dengan karya sastra, dan kenapa kedua kata ini seolah menjadi primadona bagi para penyair dan penulis?


1. SENJA
Senja adalah satu bagian waktu dalam hari, dimana keadaan bumi sudah setengah gelap atau temaram. Ditandai dengan mulai tenggelamnya matahari yang menyuguhkan cahaya jingga yang berpadu dengan gelap. Dan senja hanya hadir dalam waktu yang sangat singkat.

senja terdiri dari tiga bagian yaitu senja sipil, senja nautikal, dan senja astronomis. tapi di sini saya tidak akan membahas bagaimana proses terjadinya senja, tapi saya akan membahas makna yang begitu mendalam dari senja sehingga menjadi primadona di dunia sastra.

Jika direnungkan, senja mungkin bisa memberi pelajaran yang sangat bararti bagi kehidupan manusia.
senja memang hadir dalam waktu yang sangat singkat namun itu tidak pernah membuatnya mengeluh, kehadiran malam tidak pernah membuatnya merasa kehilangan dan berkecil hati, kehadiran siangpun tidak pernah membuatnya lelah menunggu sore. 

Mungkin karena itulah kata senja menjadi begitu romantis dan mengajarkan bahwa kita harus selalu berperilaku santun dan tidak serakah. Karena di dalam kehidupan, semua sudah ada bagiannya masing-masing. karena meski bagaimanapun, satu hari dan isinya akan datang secara bergantian, tanpa mendahului satu sama lain, tanpa merasa akulah yang akan menguasai hari. mereka akan bergantian dan menjalani sesuai dengan porsinya masig-masing.

Bahkan, seharusnya kita sebagai manusia yang berakal harus mampun memaknai dan belajar dari senja yang hadir dalam waktu yang sangat singkat itu. Jika kita mampu memahami makna senja di atas, mungkin tidak akan ada kata mencaci, mengeluh, bahkan tidak akan ada peperangan, tidak akan ada penindasan, tidak akan ada perasaan menguasai dan dikuasai diantara sesama manusia. Karena kita ingat bahwa kita hidup di dunia ini hanya sementara.

Senja Di Pelabuhan Kecil

Ini kali tak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

Chairil Anwar (1946)


2. KOPI
Kopi salah satu minuman yang dipercaya dapat menghilangkan rasa kantuk, kopi identik dengan rasa pahitnya, warnanya yang hitam, dan aromanya yang nikmat.

Dari segi penampilan, kopi memang tidak semenarik senja, dan dari segi rasa, kopi memiliki rasa pahit khasnya sendiri yang mungkin banyak yang tidak menyukainya.

Tapi, sekali lagi saya tidak akan membahas tentang bagaimana cara membuat kopi yang enak, saya akan berbagi menurut sudut pandang saya, mengapa kopi sering menjadi objek dalam sebuah karya sastra terutama puisi.

Kopi identik dengan rasanya yang pahit dan warnanya yang hitam. Namun, banyak sekali orang yang menyukai kopi bahkan ada orang yang mengkalim dirinya sebagai pengamat kopi atau penikmat kopi. Bahkan tak jarang saya menemui orang yang gemar meminum kopi hitam dengan sedikit gula atau tanpa gula sama sekali. yang saya pikirkan saat melihat orang minum kopi hitam tanpa gula mungkin orang itu takut diabetes.

Rasa kopi memang pahit dan warna kopi juga tidak semenarik sirup yang iklannya selalu tayang setiap menjelang bulan puasa. Tapi percaya atau tidak, kopi bisa membuat daya imajinasi seorang penulis meningkat drastis. 

Karna sepahit dan seburuk apapun kehidupan pasti akan terasa nikmat jika kita bersyukur, ikhlas, dan tahu bagaimana cara menjalaninya. seperti kopi, sekalipun pahit, kita akan tahu enaknya minum kopi jika kita tahu cara menikmatinya.

Kita tidak bisa menyamakan kopi denga air tebu. Sesempurna apa pun kopi yang kamu buat, kopi tetap kopi, yang punya sisi pahit yang tak mungkin kamu sembunyikan
-Dee Lestari-

Kopi, Puisi

Ketika dua atau tiga cangkir kopi
berkumpul untuk merayakan sepi,
puisi ada di tengah-tengahnya.

Di musim yang rusuh ini
kota dan kita rentan bencana,
kamu dan aku rentan gila.
Minumlah puisi serindu sekali.

Kita ini secangkir kopi.
Kamu cangkirnya, aku kopinya.
Peminumnya adalah malam, hujan, dan puisi.

-Joko Pinurbo-


Terima Kasih

0 Response to "TENTANG KOPI DAN SENJA"